Monday, February 17, 2014

Menyeimbangkan Ketegasan dan Kepekaan dalam Bisnis



Menyeimbangkan Ketegasan dan Kepekaan dalam Bisnis



Karakter seseorang acapkali dikaitkan dengan bakat berbisnis. Jika terlalu baik hati atau cenderung tidak tega dengan orang lain, dianggap tak cocok menjalani usaha. Pasalnya, kurangnya ketegasan bisa membuat usaha merugi.

Anggapan atau pendapat yang berkembang seperti ini terkadang menghalangi sebagian besar orang untuk berbisnis. Keinginan untuk berbisnis dan mendapatkan penghasilan lebih dengan kemandirian yang dibangunnya, akhirnya pudar atau tertunda.


Berbisnis dengan menggunakan hati tak lantas membuat pemilik tak bisa tegas. Begitupun sebaliknya, siapa bilang jika bersikap tegas juga tak pakai hati. Tentunya dibutuhkan keseimbangkan ketegasan dan kepekaan dalam menjalani bisnis.

Berikut ini hal yang dapat Anda lakukan untuk menyeimbangkan ketegasan dan kepekaan dalam berbisnis seperti disadur dari laman mysmallbiz.com:

1. Fokuslah pada hal yang disenangi dan dikuasai

Anda dapat memulai suatu usaha dengan apa yang Anda senangi dan Anda kuasai. Jika Anda senang dengan usaha yang digeluti, Anda tidak ragu untuk menguasai setiap detil usaha Anda tersebut. Tidak mungkin seseorang menjadi ahli tanpa menyenanginya. Selalu ada korelasi antara kesenangan dan keahlian.

2. Memisahkan uang pribadi dan uang perusahaan

Ketika Anda menjadi entrepreneur, Anda harus pintar-pintar memisahkan antara uang perusahaan dan uang pribadi. Anda masih digaji dengan uang perusahaan. Setiap rupiah yang Anda pinjam dari uang perusahaan harus dikembalikan dengan jumlah yang sama.

3. Memperhatikan kesejahteraan pegawai

Meskipun Anda adalah pemilik usaha, Anda juga harus memperhatikan kesejahteraan para pegawai yang Anda miliki. Tanpa memperhatikan kesejahteraannya, Anda tidak dapat mengharapkan pelayanan yang baik.

4. Melayani dengan hati

Untuk membangun sebuah usaha di bidang jasa, pelayanan yang diberikan harus maksimal. Sehebat apapun suatu produk, jika pelayanan tidak terjaga dengan baik akan menjadi sia-sia. Mentalitas untuk melayani harus dimiliki tidak hanya oleh pegawai tetapi juga oleh pemiliknya.

No comments:

Post a Comment