Protestan
dan Katholik Sama-Sama Nyembah Yesus, Tapi Ibadahnya Kenapa Terpisah Ya?
Kita semua
pasti sudah tahu jika orang protestan dan Khatolik memiliki perbedaan mendasar
ttg kepercayaan mereka, meski tuhannya sama sama Yesus tetapi tempat ibadahnya
terpisah. Lalu dasar apa yang membedakan keduanya? Ada yang mengatakan jika
umat protestan ini sudah tidak lagi mengikuti perilaku-perilaku rasul terdahulu
dan masih banyak perdebatan hingga kini. mari kita simak apa saja perbedaannya:
Pertama-tama
harus kita luruskan kesalah-pahaman banyak umat terhadap istilah “Kristen”.
Walaupun
sebenarnya nama Kristen itu sendiri adalah buah dari segala hasil rekayasa
Paulus, namun umat Kristen mendefinisikannya sebagai ajaran yang dibawa oleh
Yesus Kristus (menurut mereka; Nabi Isa dalam Islam).
Karena
perbedaan pendapat para pengikutnya, Kristen akhirnya terpecah menjadi tiga
aliran (gereja) besar, yaitu Kristen Ortodoks (Kristen Koptik di Mesir,
Ortodoks Yunani dan Rusia), Kristen Katolik, dan Kristen Protestan. Jadi
menurut umat kristen, adalah salah bila kita menganggap bahwa Kristen identik
dengan Protestan saja.
Misalnya ada
yang bertanya, “Kamu Kristen apa Katolik?” Menurut mereka ini adalah pertanyaan
yang salah, sebab dari pengertiannya, maka Katolik pun sebenarnya termasuk
Kristen juga.
Tapi
benarkah demikian? Coba perhatikan yang berikut ini:
Ajaran
Katolik dan Protestan berpisah karena perbedaan-perbedaan mereka yang sudah
tidak mungkin disatukan lagi. Berikut adalah PERBEDAAN antara kedua ajaran
tersebut.
1. Katolik
mengakui Paus, Protestan tidak
Ini adalah
perbedaan paling utama antara Kristen Protestan dan Katolik. Paus adalah
pemimpin tertinggi umat Katolik. Paus bertahta di Vatikan, Roma. Paus pertama
adalah St. Petrus, pemimpin dari ke-12 murid Yesus. Dari kemunculan ajaran
Kristen sejak abad pertama hingga sekarang sudah ada sekitar 300-an Paus yang
menduduki tahta vatican. Paus sekarang adalah Paus Fransiskus I yang
menggantikan Paus Benedictus XVI. Namun ajaran Protestan tidak mengakui Paus
dan tidak memiliki pemimpin tertinggi. Alasannya dapat ditelusuri dari sejarah
perkembangan Kristen abad pertengahan di Eropa.
Pada zaman
itu, Paus Leo X ingin membangun gereja terbesar dan terindah di dunia yang
disebut Basilika St. Petrus di Vatikan (hingga saat ini gereja tsb masih ada).
Paus Leo X kemudian melakukan hal-hal yang di belakang hari mereka akui
sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran Katolik sendiri. Yang dimaksud adalah
mengumpulkan uang guna mencukupi dana pembangunan gereja tersebut,.salahsatunya
dengan cara menjual surat penghapusan dosa. Hal ini diprotes oleh seorang pendeta
bernama Martin Luther yang akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dari
gereja Katolik. Karena memprotes gereja Katolik inilah kemudian Martin Luther
dan pengikutnyaka disebut sebagai umat “Protestan”.
2. Umat
Katolik membuat tanda salib, umat Protestan tidak
Cara
termudah membedakan umat Katolik dan umat Protestan adalah dengan memperhatikan
saat mereka makan. Sebelum makan, biasanya umat Katolik membuat tanda salib,
sedangkan umat Protestan tidak (cuma berdoa biasa). Tanda salib ini digunakan
sebelum dan sesudah berdoa. Tanda salib dibuat dengan tangan telunjuk kanan
menyentuh dahi – dada – bahu kiri – bahu kanansecara urut.
3. Perbedaan
kitab suci
Apakah nama
kitab suci umat Kristen? Kita sering latah ikut “keseleo lidah” bila mendenger
ada yang menjawab kitab suci ajaran Kristen adalah Injil. Sebenarnya nama kitab
suci umat Katolik dan Protestan itu sama, yaitu Alkitab. Injil adalah bagian
dari Alkitab yang khusus menceritakan kehidupan Yesus. Alkitab umat Katolik dan
Protestan ternyata berbeda. Alkitab Katolik lebih tebal daripada Alkitab
Protestan sebab di dalam Alkitab Katolik ada tambahan 12 kitab yang dinamakan
Deutero-Kanonika. Kitab-kitab tersebut tidak diakui kebenarannya dalam ajaran
Protestan. Implikasi dari tidak diakuinya kitab-kitab ini, umat Protestan tidak
mempercayai adanya “Api Penyucian” atau “Purgatory” (wilayah di antara surga
dan neraka) yang dipercayai oleh umat Katolik, sebab doktrin ini cuma ada di
kitab Deutero-Kanonika.
4. Masalah
penafsiran kitab suci
Jika kitab
sucinya saja sudah berbeda, apalagi penafsirannya! Dalam Katolik, umat biasa
tidak boleh menafsirkan kitab suci. Satu-satunya yang boleh menafsirkan kitab
suci hanyalah Magisterium, yaitu para ahli agama yang berpusat di Roma.
umat-umat Katolik di seluruh dunia tinggal mengikuti saja penafsiran
Magisterium tersebut dan tidak boleh menafsirkan kitab suci menurut pengertian
mereka sendiri. Sedangkan menurut ajaran Protestan, semua umat punya hak yang
sama dalam menafsirkan kitab suci. Hal itu bukan monopoli pemuka-pemuka agama
saja.
Sekilas
kelihatannya lebih "enak" ajaran Protestan, sebab lebih bebas. Namun
ternyata ada dampak signifikannya. Umat Katolik di seluruh dunia lebih bersatu
karena memiliki satu pendapat yang sama tentang kitab suci. Jadi, menurut
mereka di dunia ini ajaran Katolik cuma ada satu dan tidak terbagi-bagi menjadi
aliran-aliran lain seperti dalam protestan.
Sebaliknya
kaum Protestan yang jika dihitung-hitung sebenarnya jumlah pengikutnya lebih
banyak dari Katolik, terpecah-pecah menjadi aliran-aliran yang lebih kecil yang
disebut “denominasi”. Aliran-aliran ini muncul karena perbedaan penafsiran
antara satu kelompok dengan kelompok lain, misalnya ada GPIB, Kharismatik,
Pentakosta, Metodis, Baptis (GBI), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Batak
(HKBP), Adven, Mormon,dan lain-lain. Dewasa ini, perbedaan antar kristen di
seluruh dunia sudah mencapai lebih dari 34.000 sekte (denominasi).
Implikasi
praktisnya, umat Katolik dapat bebas beribadat di gereja Katolik manapun. Mau
di Jakarta, Bandung, Malang, Manado, New York, terserah saja, sebab ajarannya
sama. Tapi umat Protestan biasanya hanya pergi ke satu gereja yang sama seumur
hidupnya. Misalnya penganut Baptis harus pergi ke gereja GBI yang mungkin
jaraknya 15 kilometer dari rumah, dan tidak dapat pergi ke gereja GPIB yang
letaknya cuma di jalan dari depan rumah, dikarenakan ajarannya gerejanya
berbeda (walaupun sebenarya keduanya sama-sama gereja protestan). Bahkan tidak
jarang, antara denominasi Protestan yang satu dengan yang lain berselisih paham
gara-gara perbedaan pandangan itu.
5. Pemuka
ajaran Katolik memiliki hierarki (tingkatan), sedangkan Protestan tidak
Para pemuka
ajaran Katolik memiliki hierarki sebagai berikut: Pastur (romo) – Uskup –
Kardinal – Paus. Dengan adanya tangga hierarki itu, para pemuka ajaran Katolik
dapat naik jabatan, bahkan dapat menjadi Paus. Semua Paus juga dulunya berawal
dari Romo biasa. Akan tetapi, pemuka ajaran Protestan (pendeta) tidak memiliki
hierarki semacam itu.
Karena
pemuka ajaran Katolik ada hierarkinya, maka gereja Katolik juga punya hierarki,
yaitu kapel (gereja kecil)– gereja paroki (tempat kedudukan pastur)– katedral
(tempat kedudukan uskup/kardinal)– basilika (tempat kedudukan paus). Semakin
tinggi tingkatannya biasanya ukurannya juga semakin besar. Sedangkan gereja Protestan
tidak punya hierarki. Jadi, biasanya yang namanya katedral itu adalah gereja
Katolik (walaupun ada juga beberapa gereja Protestan yang menggunakan nama atau
istilah katedral).
6. Pemuka
ajaran Katolik tidak boleh menikah, Protestan boleh
Para pemuka
ajaran Katolik mulai dari Pastur hingga Paus tidak boleh menikah, alias harus
hidup membujang selamanya. Ini dalam Katolik disebut “hidup selibat”. Hal ini
agar mereka dapat berkonsentrasi penuh dalam mengajarkan ajaran Katolik. Tapi
dalam gereja Protestan, pendeta diperbolehkan menikah.
7. Protestan
membolehkan perempuan menjadi pemuka ajaran, Katolik melarang
Dalam
Katolik hanya laki-laki yang boleh menjadi Pastur, sedangkan perempuan tidak
boleh. Adapun dalam Protestan, baik laki-laki maupun perempuan diberikan hak
yang sama untuk menjadi pendeta (tapi lebih sering kita melihat pendeta adalah
laki-laki). Sedangkan dalam Katolik, wanita yang ingin mempersembahkan hidupnya
kepada Tuhan hanya boleh menjadi suster (biarawati). Syarat menjadi suster sama
dengan syarat menjadi pastur, yaitu tidak boleh menikah. Seorang suster juga
harus memakai kerudung seumur hidupnya. Bahkan di negara-negara Barat, pakaian
suster yang serba tertutup ini sekilas sangat mirip dengan jilbab dalam Islam.
Di dalam peperangan, para suster ini dulunya biasa bekerja sebagai perawat,
karena itulah ada kebiasaan di negara kita untuk memanggil perawat dengan
sebutan “suster”
8. Perbedaan
peribadatan
Peribadatan
umat Katolik disebut misa, sedangkan peribadatan umat Protestan disebut kebaktian.
Keduanya berbeda dalam hal isi maupun tata cara pelaksanaannya, walaupun
sama-sama dilaksanakan pada hari Minggu.
9. Katolik
mengkultuskan Bunda Maria, sedangkan Protestan melarangnya
Umat Katolik
sangat mengkultuskan Bunda Maria, yaitu ibunda dari Yesus Kristus. Umumnya yang
namanya umat Katolik memang sangat mencintai dan menghormati Bunda Maria.
Sebagai penghormatan kepada Bunda Maria, dalam ajaran Katolik ada kebiasaan
berdoa rosario (semacam tasbih dengan liontin salib) dan berziarah ke Goa Maria
setiap bulan Mei dan Oktober. Tapi di dalam Protestan tidak ada kebiasaan
semacam itu, karena ajarannya memang melarang pengkultusan pada Bunda Maria.
Jadi, jika ada yang membawa-bawa rosario ataupun pergi ke Goa Maria, sudah
dapat dipastikan bahwa dia adalah umat Katolik.
Menurut
mereka, Protestan, Katolik, Ortodoks, Koptik, dan Pentakosta adalah lima jenis
Kristen yg terpecah-pecah. Mereka di sebut sebagai Kristiani. Sedangkan
Protestan, Katholik, Orthodoks, dan Koptik adalah jenis-jenis Nasrani. Mereka
mengaku semuanya adalah umat Isa/Yesus
10. Katolik
mengakui para umat kudus (santo-santa), Protestan tidak
Para orang
kudus ('saint' dalam bahasa Inggris, disingkat 'St' dan ditaruh di depan nama)
merupakan orang-orang yang memiliki iman yang sangat kuat sehingga dipercaya
sudah masuk surga. Orang kudus laki-laki disebut santo, sementara yang
perempuan disebut santa.
Nama-nama
para saint ini biasanya digunakan sebagai nama gereja, misalnya gereja Santa
Maria, gereja Santo Petrus, dan lain-lain. Para saint ini punya hari
perayaannya sendiri-seniri (misalnya hari raya St Valentine dirayakan tiap 14
Februari). Nama-nama para saint ini juga digunakan sebagai nama baptis dengan
harapan ketika dewasa kelak, sang anak dapat meneladani para umat kudus yang namanya
dipakai tersebut. Nama-nama para santo dalam ajaran Katolik biasanya diakhiri
–us, misalnya Petrus, Paulus, Fransiskus, dan lain-lain.
Dalam ajaran
Protestan, pemujaan pada para santo/santa dilarang keras. Bahkan umat Protestan
umumnya menggunakan nama-nama nabi, bukannya nama-nama santo/santa sebagai nama
baptisnya, seperti Abraham, Samuel, Daniel, dan lain-lain.
11. Katolik
menggunakan patung sebagai media ibadah, Protestan tidak
Gereja
Katolik biasanya dihias dengan patung-patung, entah itu patung Yesus, Bunda
Maria, atau para santo/santa, hingga patung malaikat. Maksudnya agar ada
visualisasi seperti apa sosok-sosok mereka itu (tidak abstrak). Akan tetapi
Protestan mengharamkan penggunaan patung dalam gereja, sebab ini dianggap
sebagai berhala. Implikasi dari pelarangan patung ini, salib Katolik memiliki
patung Yesus di tengahnya, sedangkan salib Protestan hanya salib biasa tanpa
patung di tengahnya. Jadi mudah membedakan apakah seseorang itu Katolik atau
Protestan dengan memperhatikan bentuk salib di rumahnya.
12. Katolik
mengakui 7 sakramen, sementara Protestan hanya 2 saja
Sakramen
adalah bentuk upacara suci yang wajib dilakukan penganut Kristiani sepanjang
hidup mereka. Gereja Katolik mengakui ada 7 sakramen, yaitu:
Baptis
(masuk ajaran Kristen),
Krisma
(diberikan ketika menginjak remaja),
Ekaristi
(yang biasa dilakukan oleh umat Katolik di gereja tiap hari Minggu),
Imamat (pentahdapan
menjadi pastur/romo),
Pernikahan,
Pengakuan
Dosa, dan
Pengurapan
umat Sakit (diberikan saat sakit parah dan menjelang mati).
Namun dalam
gereja Protestan, hanya diakui dua sakramen saja, yaitu Baptis dan Ekaristi.
Sakramen Ekaristi dalam ajaran Protestan juga tidak dilakukan setiap hari
Minggu, namun hanya pada perayaan hari-hari besar saja.
13. Katolik
melarang perceraian, sedangkan Protestan memperbolehkannya
Dalam ajaran
Katolik tidak ada yang namanya perceraian. Pernikahan hanya boleh terjadi
sekali seumur hidup (kecuali jika ditinggal mati pasangannya). Sedangkan dalam
ajaran Protestan, pasangan yang sudah menikah namun sudah merasa tidak lagi
cocok diperbolehkan bercerai.
No comments:
Post a Comment