Wednesday, February 19, 2014

Burung manyar



Burung manyar


Manyar adalah jenis burung pemakan biji-bijian atau granivora yang menyukai habitat terbuka seperti padang rumput, tepi hutan, rawa dan persawahan. Musim berbiak dimulai bulan April hingga Oktober. Seekor pejantan dapat mengawini lebih dari satu betina. Keberhasilan seekor pejantan dalam mengawini betina sangat bergantung pada "kesempurnaan" sarang yang dia bangun. Para burung betina yang tertarik pada jantan tertentu akan menyelidiki sarang sang jantan dengan cermat, dan bila sang betina berkenan, maka perkawinan dapat terjadi.

Di Indonesia, dikenal berbagai jenis manyar masuk dalam marga Ploceus anggota suku Ploceidae. Ada empat jenis manyar di Asia Tenggara dan tiga di antaranya dapat dijumpai di Indonesia, yaitu tempua (Ploceus philippinus), manyar jambul (Ploceus manyar), dan manyar emas (Ploceus hypoxanthus).

Sarang manyar berbentuk sangat unik. Sarangnya merupakan salah satu yang paling rumit, dalam bahasa Inggris disebut "weaver bird" berarti burung penganyam. Beberapa jenis sarang bahkan dilengkapi dengan "pintu tipuan" untuk mengelabui pemangsa. Pintu tersebut tampak jelas menganga, sementara pintu yang sebenarnya tersembunyi. Pemangsa yang mencoba masuk pintu tipuan akan menemui jalan buntu, tidak terhubung ke rongga tempat telur atau anak burung berada.


Burung manyar  merupakan jenis burung granivora (pemakan biji-bijian) yang termasuk dalam marga Ploceus yang berasal dari Afrika.

Burung manyar dikenal sebagai burung penenun finches karena burung ini sangat cekatan dalam menenun daun, ranting, dan serat tumbuhan menjadi sarang yang sangat indah.

Dalam bahasa Inggris burung ini disebut dengan “weaver bird” karena memiliki sarang dengan bentuk yang sangat rumit dan unik. Burung ini juga sering disebut dengan burung penganyam.

Burung manyar termasuk bangsa burung passerine (penyanyi) kecil yang memiliki hubungan famili dekat dengan jenis  finch.

Berdasarkan isi buku Birds of South East Asia karangan Craig Robson (2002), diketahui bahwa ada 117 spesies manyar di dunia dan 4 jenis diantaranya ada di Asia Tenggara.

Indonesia memiliki 3 spesies burung manyar yaitu Ploceus philippinus (manyar tempua), Ploceus manyar (manyar jambul) dan Ploceus hypoxanthus (manyar emas).


Ciri-ciri

Burung manyar jantan cenderung memiliki mahkota yang berwarna emas, memiliki warna yang lebih cerah dan bervariasi yang didominasi oleh warna kuning, hitam atau merah.

Sedangkan burung manyar betina cenderung memiliki warna yang kusam dan monoton.

Burung manyar jantan dan betina memiliki ukuran tubuh yang sama yaitu 15 cm. Beberapa jenis burung manyar memperlihatkan variasi di warna hanya saat musim kawin saja.

Untuk manyar emas jantan (Ploceus hypoxanthus) didominasi oleh warna bulu yang berwarna kuning di seluruh tubuhnya.

Habitat


Burung ini biasanya hidup di hutan, rawa, padang rumput, dan sawah. Burung manyar bisa ditemukan di daerah sub tropis Australia, Asia dan daerah Sahara sub Afrika.

Tidak jarang burung manyar membuat pintu jebakan untuk mengelabui hewan predator dimana pintu jebakan tersebut selalu terbuka, sedangkan pintu yang sesungguhnya tersembunyi.

Hewan predator yang masuk ke pintu jebakan tidak akan menemui apapun dan hanya akan menemui jalan buntu, sedangkan tempat telur atau anak burung berada di sarang yang tersembunyi.

Konstruksi atau arsitektur sarang burung manyar ini sangat estetik. Sarang dianyam dari ranting dan rumput-rumput kering.

Dalam waktu yang singkat burung ini bisa merangkai tangkai rumput dengan rajutan yang sangat kecil. Padahal burung ini mungkin membutuhkan ratusan atau bahkan ribuan tangkai rumput untuk di jalin setiap harinya.


Dari kebutuhan tangkai rumput yang sangat banyak tersebut, kita bisa menilai bahwa burung ini sangat ulet dan sabar karena harus pergi ke suatu tempat lalu membawanya ke tempat membuat sarang.

Burung tersebut hanya istirahat sebentar dalam sehari, biasanya saat istirahat makan atau siang hari. Burung ini hanya menggunakan paruhnya untuk menjalin sarangnya. Gerakan jalinan burung ini mirip dengan orang yang menjahit menggunakan jarum tangan.

Selain sabar dan ulet, burung manyar tidak kenal putus asa. Selama proses pembuatan sarang biasanya burung parkit sering merusak sarang yang dibuat dengan cara merusak atau menarik-narik jalinan yang telah terbentuk.

Jalinan yang sudah dirusak oleh burung parkit ini akan segera diperbaiki oleh burung manyar, kejadian ini terus berulang dan tanpa mengenal lelah, burung manyar selalu memperbaiki sangkar yang di rusak.

Sarang dari burung manyar sangat bervariasi dalam bentuk, ukuran dan bahan yang digunakan. Kesimpulannya burung manyar memiliki ilmu pengetahuan mengenai konstruksi sarang yang meliputi ilalang, serabut daun, dan ranting.

Bahan yang paling sering digunakan adalah serabut daun. Sarang yang dibuat burung manyar jantan biasanya memiliki bentuk seperti bola, pentung yang berantakan hingga seperti kepala kerbau.

Burung ini mampu membuat sarang yang berkelompok sebagaimana apartemen sebanyak 300 pasangan dimana mereka akan membuat kamar-kamar yang dibuat secara terpisah-pisah.


Makanan


Burung manyar termasuk burung pemakan biji-bijian namun terkadang makan serangga-serangga kecil. Burung ini biasanya mencari makan di akasia berduri atau semak-semak.


Sifat


Burung manyar termasuk burung sosial karena burung ini hidup secara berkelompok dengan burung sejenisnya. Selain itu burung manyar sangat ulet, sabar dan tidak kenal putus asa terutama ketika membuat sarang.

Tidak jarang burung camar bergotong royong dengan membangun sarang secara bersama-sama pada cabang pohon.

Di balik itu semua ternyata burung manyar jantan mempunyai maksud tersendiri, yaitu ingin menggoda burung manyar betina dengan sarang yang sudah dibuatnya.

Diantara sarang sarang yang ada di pohon yang tinggi biasanya terdengar lengkingan keras dari suara burung manyar yang terkadang disahuti oleh burung manyar yang lain.

Burung manyar bisa menyanyikan suara dengan merdu sehingga hal inilah yang menjadikannya salah satu bangsa burung penyanyi yang menarik.

Jika di alam yang terdengar hanya terdengar lengkingan suara burung manyar dengan volume tinggi, maka dalam perkembangannya ternyata burung ini dapat pula di master dengan suara burung lain.

Suara master burung yang biasanya dapat diadopsi oleh burung ini adalah kenari, prenjak, ciblek, dan sebagainya. Burung manyar bukan hanya bisa dimaster, tetapi juga bisa menjadi master bagi burung lain.

Besetan suara awal burung manyar yang berfrekuensi tinggi dan keras, jika bisa diadopsi oleh burung seperti burung Cucak Hijau atau burung kenari hingga burung Murai Batu diyakini akan menjadi senjata andalan.

Reproduksi 


Musim kawin burung manyar terjadi pada bulan April hingga bulan Oktober. Musim kawin pada burung ini ditandai dengan adanya suara lengkingan yang memekakkan telinga yang merupakan tanda peringatan bagi burung manyar lain supaya mengumpulkan bahan untuk membuat sarang.

Sukses atau tidaknya burung manyar jantan dalam mengawini burung manyar betina sangat tergantung dari bagus tidaknya sarang yang dibangun.

Setelah burung manyar jantan membangun sarang maka burung manyar betina akan mengamati sarang tersebut, dan jika dianggap indah maka perkawinan akan terjadi. Burung manyar jantan bisa mengawini burung manyar betina yang lain.

Burung manyar betina akan bersedia dikawini oleh burung manyar jantan jika burung manyar betina merasa tertarik dengan bentuk sarang yang dibuat manyar jantan, namun sebaliknya jika manyar betina tidak merasa tertarik dengan sarangnya maka burung ini tidak akan mau dikawini oleh manyar jantan.

Ketika burung manyar betina tidak tertarik dengan sarang dan meninggalkannya, maka burung manyar jantan akan langsung sadar dan akan melakukan dekonstruksi (perubahan) terhadap bentuk sarangnya.

Inspiratif sekali !!! Seekor burung ternyata melakukan suatu perubahan (Change) untuk meraih keinginannya, yaitu melakukan dekontruksi terhadap hasil karyanya.

No comments:

Post a Comment