Jangan Takut Gagal, Takutlah Karena Tak Pernah Mencoba
Sebagai pemuda berusia 26 tahun, Romi Aria Chandra tergolong hebat dan sangat energik mengelola beberapa macam bidang usaha miliknya. Sebut saja konstruksi, properti, otomotif dan olahraga. Sebagai Ketua Umum BPC HIPMI Bukittinggi, Sumatra Barat, dirinya berpesan kepada sejumlah pemuda di daerahnya pada khususnya untuk tak takut menerima kegagalan melainkan takut karena tidak pernah mencoba.
Dengan umur yang masih terbilang muda, lulusan Teknik Sipil Universitas Andalas itu memiliki sejumlah usaha di bidang konstruksi, properti, otomotif dan olahraga. Awalnya, Romi memulai usaha konstruksi dengan mendirikan CV Singgalang Holding Company bersama teman-temannya. Sesuai disiplin ilmu yang dipelajarinya di perguruan tinggi yakni Teknik Sipil.
Seperti tidak puas dengan usahanya itu, Ketua HIPMI Bukittinggi ini melakukan pengembangan usaha di bidang otomotif dengan bengkel 234 di kawasan Kapehpanji. Tidak itu saja, anak muda yang cukup lincah ini juga membaca peluang bisnis di bidang olah raga dengan menyediakan lapangan futsal.
Namun sebelum menjadi pengusaha yang terbilang sukses di kalangan anak muda seusianya di Bukittinggi, Romi mengaku juga sempat merasakan kegagalan dalam berusaha. Namun tekad dan semangat untuk bangkit, akhirnya menjadikan pengusaha muda ini, semakin kokoh.
“Hampir semua pengusaha mengalami kegagalan tentunya. Asalkan tidak terlalu lama bangkit dari kegagalan, sukses pasti akan menunggu. Jika terlalu lama bangkit tentunya waktu tidak akan mau menunggu. Sehingga tertunda pula kesuksesan yang ingin dicapai,” ungkap Romi, seperti dilansir dari Padang Ekspres, 28 Desember 2011.
Memang saat ini tidak di Bukittinggi saja, bahkan hampir di sejumlah daerah Indonesia tidak sedikit anak muda yang kehilangan arah, berpangku tangan menunggu nasib dan berharap menjadi pekerja di sebuah instansi pemerintah atau perusahaan swasta. Padahal dengan memulai usaha sendiri nantinya selain akan menerima hasil lebih baik juga akan mampu berpartisipasi menjadi salah satu mesin penyerap tenaga kerja.
“Itulah persepsi masyarakat kita kebanyakan. Kebanggaannya bisa bekerja pada perusahaan bonafit atau instansi pemerintah. Meski kadang kala rela rebutan dengan menggunakan banyak cara yang tidak terpuji. Bahkan tidak sedikit yang juga kena tipu calo,” terang Romi.
Seharusnya anak muda Bukittinggi mulai membuka mata dan bersama-sama menemukan peluang usaha menuju kesejahteraan dan masa depan yang lebih baik. Ketakutan risiko dan kegagalan bukan lagi alasan untuk tidak memulai. ”Jangan takut gagal, tapi takutlah untuk tidak pernah mencoba,” tegas Romi.
Bukittinggi, salah satu kota tujuan wisata dan perdagangan di Sumatra Barat. Ini saja sudah menjadi suatu modal bagi anak muda yang ingin memulai usaha. Gerbang dunia dari banyaknya pengunjung yang datang, langkah awal untuk bisa memulai perdagangan keluar negeri. Selain itu dukungan teknologi informasi juga bisa dimanfaatkan untuk lebih memudahkan usaha. “Jangan lagi terus berharap menjadi PNS atau berharap banyak pada perusahaan yang dinilai aman. Sebab masa depan akan bisa lebih baik dengan kesuksesan usaha sendiri,” tambahnya.
Kemampuan untuk berwirausaha , kiranya memang harus dipupuk sejak dini. Sehingga lebih cepat mengenal dunia usaha akan melatih diri untuk terbiasa dengan tantangan-tantangan yang dihadapi. Dengan begitu akan melahirkan pemikiran yang kritis dan solutif untuk permasalahan yang tejadi. ”Maco gadang dek ombak” begitulah istilah yang sering diungkapkan orang Minangkabau sebagai masyarakat yang lebih menghargai pengalaman.
Memang benar, apa selama ini diungkapkan para pengusaha sukses untuk tidak takut bermimpi dan tidak takut gagal. Sebab menurut Romi mimpi itulah yang akan membawa kita untuk berusaha menggapainya dan satu lagi kegagalan bukanlah hal yang perlu untuk ditakutkan. Atau ketakutan tidak tersedianya modal, sekarang bukan lagi alasan untuk memulai usaha.
“Kami di Hipmi siap memfasilitasi dan meyakinkan pihak penyedia dana, jika ada keinginan dan kemauan menjalani hidup sebagai pengusaha,” tutupnya.
No comments:
Post a Comment