Sunday, February 16, 2014

Ranch Market, Supermarket Kalangan Jetset



Ranch Market, Supermarket Kalangan Jetset




Artikel Bisnis. PT Supra Boga Lestari merupakan salah satu dari sederet perusahaan ritel di Indonesia yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun mendengar kata Supra Boga, sepertinya masih asing di telinga masyarakat Indonesia.

Padahal, Supra Boga sudah ada di dimana-mana, khususnya di kota besar Indonesia.  Ya, Supra Boga Lestari adalah perusahaan yang melahirkan brand Ranch Market, supermarket yang ditujukan untuk kalangan atas.


Persaingan waralaba dewasa ini semakin ketat sehingga membuat sejumlah perusahaan di bisnis tersebut membutuhkan pendanaan untuk melakukan ekspansi. Salah satu bentuk kongkrit ekspansi ini adalah membuka gerai di lokasi-lokasi strategis. Dengan demikian, keberadaan mereka dikenal masyarakat luas. Cara ini rupanya yang sedang dimatangkan PT Supra Boga Lestari (Ranch Market) setelah 14 tahun kehadirannya di tanah Air.

Supra Boga selaku pihak franchise merupakan perusahaan jaringan waralaba Ranch 99 Market, supermarket asal Amerika Serikat (AS). Dengan sistem waralaba, Supra Boga menjadi pemegang hak penuh untuk brand supermarket Ranch Market di Indonesia.

Keberadaan Ranch Market di Indonesia seperti sekarang tidak datang begitu saja. Cobaan berat datang saat pertama kali menjajaki pasar Indonesia. Memulai bisnis di awal 1998, perusahaan milik Nugroho Setiadharma ini harus susah payah untuk sekedar survive di tengah iklim investasi yang tidak menentu.

Maklum, pada 1998 Indonesia tengah diguncang ketidakstabilan politik dan ekonomi menyusul jatuhnya rezim Orde Baru. Saat itu kerusuhan terjadi dimana-mana. Selain toko-toko berbau etnis Tionghoa, salah satu sasaran kemarahan para penjarah adalah simbol-simbol  kapitalis yang diidentikkan dengan restoran cepat saji asal AS, seperti MacDonald, Kentucky Fried Chicken hingga Ranch Market.

Tak heran, hal itu membuat pemerintah AS menarik semua investasinya keluar dari pasar Indonesia. Alhasil, Supra Boga yang baru empat bulan menjalankan bisnis bersama pemilik franchisor, mau tidak mau dihadapkan pada dua pilihan. Menghentikan usaha untuk sementara waktu atau melanjutkan perjalanan bisnis seorang diri.

Nugroho yang enggan menyerah, kemudian mengambil opsi kedua. Langkah pria yang menjabat sebagai presiden direktur Supra Boga tersebut didasari atas satu keyakinan bahwa bisnis yang didirikan tergolong unik. Dengan kelebihan itu Nugroho optimis mampu memenangi persaingan di masa depan.

Apa yang ditawarkan Ranch Market sampai-sampai sang pemilik berani mempertaruhkan bisnisnya di tengah ketidakpastian iklim usaha? Sejak didirikan, Ranch Market telah memposisikan diri sebagai supermarket khusus kelas menengah atas dengan target konsumen kalangan ekspatriat.

Meski tidak mengenyampingkan konsumen lokal, menargetkan porsi pelanggan ekspatriat hingga 40% dari total pelanggan adalah sebuah terobosan yang tidak dimiliki supermarket sejenis di industri ini. Mungkin hanya supermarket Kemcik yang bisa disandingkan untuk urusan konsumen bule ini. "Komposisi pelanggan Ranch Market sebesar 60% merupakan lokal dan 40% ekspatriat," kata Nugroho dalam sebuah kesempatan.

Untuk memenangkan kompetisi, Ranch Market sadar betul harus memiliki perbedaan yang unik dan desain strategi pemasaran yang tepat. Sebagai pemula, supermarket kelas menengah ini juga berani melakukan inovasi-inovasi. “Ada potensi pasar yang besar jika melihat antara rasio pertumbuhan pasar modern dan populasi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Salah satu keunggulan fitur Ranch Market dari supermarket lain adalah menawarkan produk-produk segar yang berkualitas, seperti sayuran, daging buah, dan ikan. Untuk urusan harga, Ranch Market sangat menghindari pemberian diskon alias menjual dengan harga rendah.

Sebagian masyarakat berpendapat, langkah tersebut keliru karena bagaimanapun hukum pasar menasbihkan konsumen akan selalu mencari barang semurah mungkin. Namun tidak demikian bagi Supra Boga.  Manajemen mengklim, Ranch Market memiliki segmen pasar yang lebih peduli pada kualitas dibanding harga.

Ranch Market juga tidak sembarangan menerima pemasok. Nugroho cenderung selektif untuk urusan yang satu Terbukti, paling tidak sudah 10 pemasok utama ditolak Ranch Market. Padahal, para pemasok ini langganan mengisi supermarket besar lain di Indonesia. Pria berusia 46 tahun silam ini ingin menjadikan Ranch Market trendsetter sebagai satu-satunya supermarket yang menerima sertifikasi ramah lingkungan (Hazard Analysis Critical Control Point) dari Australia.

Masyarakat juga semakin dimanjakan dengan inovasi yang ditawarkan Ranch Market. Menjadi yang pertama di Indonesia, supermarket kaum jetset ini menyediakan kelas memasak untuk pelanggan. Pertimbangannya, tidak semua pelanggan bisa memasak dengan baik atau akrab dengan bahan makanan atau bumbu masakan.

Tak hanya itu, supermarket bagi kalangan the Have ini menyediakan koki khusus untuk memberikan kelas memasak dengan menggunakan produk yang tersedia di sana. “Program ini diperkenalkan untuk tidak membuat keuntungan tapi untuk memberikan pelanggan nilai ekstra,” jelas Nugroho.

Dengen sederet keunggulan yang ditawarkan, kerja keras Nugroho berbuah hasil. Saat ini Supra Boga berhasil mengelola 14 gerai Ranch Market yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Surabaya. Meski demikian pria kelahiran Kediri ini bertekad menambah lima gerai lagi di di Jawa, Bali, Balikpapan, dan Kalimantan Timur pada 2012. Sehingga secara keseluruhan, akan ada penambahan hingga 30 gerai pada 2014 mendatang. (Dim)

No comments:

Post a Comment