Saturday, February 15, 2014

Jangan Biarkan Bisnis Mengubah Anda Menjadi Zombie



Jangan Biarkan Bisnis Mengubah Anda Menjadi Zombie


Bisnis Anda seakan-akan hendak mengubah Anda menjadi sebuah zombie atau mayat hidup, dan yang paling buruk ialah Anda tidak menyadari bahaya ini.

Sebagian besar orang karyawan dipekerjakan karena mereka memiliki vitalitas dalam pribadi mereka yang menjadi cermin kepribadian yang hidup, berpikiran kreatif, memiliki gaya komunikasi tersendiri, hadir, sadar, memiliki rasa ingin tahu serta selera humor yang tiada duanya. Namun, kemudian perubahan kebiasaan dan budaya terjadi perlahan-lahan seiring dengan terjadinya masuknya seorang individu ke lingkungan sebuah perusahaan. Jelas sudah bahwa semua karyawan yang bertahan di sana hanya berfokus pada hasil secara umum dan efisiensi. Mereka bekerja dalam waktu yang panjang. Bahkan harus mengorbankan waktu istirahat mereka di rumah. Mereka membalas email saat orang lain terlelap. Mereka menjawab panggilan telepon saat harus berolahraga di pagi hari. Mereka lembur tanpa kenal lelah dan menghabiskan waktu untuk bekerja di akhir minggu.

Saat bekerja, mereka biasanya hanya merespon daripada secara aktif bergerak mendahului situasi yang ada. Dengan kata lain, hanya akan ada tindakan jika ada masalah. Jika tidak ada masalah di depan mata, maka tidak perlu melakukan apapun. Tingkat kreativitas mereka merosot drastis, dan mereka hanya menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mengevaluasi apa saja yang telah dicapai atau dilakukan. Mereka lebih sedikit tersenyum apalagi tertawa saat bekerja. Semakin lama mereka terlihat lebih seperti orang lain di kantor, ciri khas mereka sebagai individu memudar. Mereka tak segan dan mulai meniru segala ucapan pimpinan tetapi dengan antusiasme yang jauh lebih lemah. Dan yang paling memprihatinkan, cara untuk menaiki jenjang karir yang lebih tinggi bukanlah dengan bekerja lebih baik daripada atasan. Kilatan semangat di mata mereka telah meredup bahkan benar-benar padam. Akhirnya mereka seolah berubah menjadi sekumpulan mayat hidup.

Budaya korporat zombie seperti ini biasanya muncul karena ketakutan akan ditegur oleh atasan atau dipecat sewaktu-waktu tanpa peringatan, yang pada gilirannya menebar teror dan ketakutan di seluruh karyawan dan memaksa mereka mengorbankan lebih banyak waktu dan tenaga yang mereka miliki, berusaha menjadi lebih setia, dan mengorbankan prestasi agar posisi mereka menjadi lebih aman di saat krisis melanda.

Mengapa kita harus membahas masalah ini sekarang? Karena budaya korporat zombie seperti ini bisa membuat kita kurang produktif di saat resesi dan penurunan jumlah karyawan saat ketakutan akan kehilangan pekerjaan mencapai puncak tertinggi.

Jadi apakah yang harus kita lakukan untuk menghindari atau meminimalkan risiko terjadinya budaya semacam ini di dalam perusahaan atau organisasi yang kita kelola? Meski Anda bukan seorang karyawan tetapi seorang entrepreneur yang memiliki atau memimpin perusahaan pun, hal seperti ini bisa mempengaruhi kinerja bisnis secara keseluruhan. Simak empat langkah yang menurut Dave Logan (seorang akademisi pengajar kepemimpinan dan manajemen di USC) bisa Anda ambil untuk menanggulangi akibat buruk dari budaya korporat negatif semacam ini.

Langkah pertama ialah sadarlah mengenai apa yang sedang terjadi. Banyak perusahaan mengirimkan pesan-pesan terselubung, terutama kepada para manajer mereka, bahwa keseragaman dan pengorbanan keunikan pribadi seseorang merupakan sesuatu yang baik. Padahal bukan!

Langkah kedua yaitu ketahui apa saja konsekuensinya. Vitalitas pribadi merupakan salah satu faktor  yang disebut sebagai sebuah “hal yang tidak bisa didelegasikan”, kualitas tak kasat mata itu membutuhkan rasa hormat dan perhatian dan mendorong orang lain untuk mendengarkan apa yang sedang Anda ucapkan.

“Hal yang tak bisa didelegasikan” ini bertalian erat dengan kepemimpinan dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Dalam konteks sejarah kenegaraan Amerika misalnya, “hal yang tak bisa didelegasikan” itu bisa dilihat dalam kepemimpinan mantan presiden John Kennedy, Ronald Reagan, serta Bill Clinton. Budaya korporat zombie ini berbahaya karena bisa menyebabkan Anda kehilangan “hal yang tak bisa didelegasikan”, yang akhirnya nanti akan menyebabkan kepemimpinan Anda menjadi timpang.

Langkah ketiga yaitu katakan “tidak!” pada budaya korporat zombie. Pemimpin yang paling efektif idealnya mampu menembus lapisan-lapisan manajemen tanpa pernah kehilangan vitalitas pribadinya tetapi tentu saja itu adalah sebuah usaha yang sadar dan sulit. Lakukan apa yang mereka lakukan: tetapkan batasan dan latihlah mereka yang berada di sekitar Anda mengenai prioritas Anda. Jika Anda tidak menjawab panggilan ponsel Anda pada kali kedua, mungkin dikarenakan Anda memiliki sesuatu yang lebih penting untuk dilakukan. Tindakan-tindakan ini sebenarnya meningkatkan tingkatan vitalitas pribadi Anda dan “hal yang tak bisa didelegasikan”.

Langkah keempat ialah ciptakan sebuah budaya yang hidup dan inovatif. berkomunikasilah dengan karyawan dan staf lainnya yang memiliki satu visi dengan Anda untuk menolak budaya zombie seperti ini. Dan kemudian bangunlah sebuah kelompok dengan mereka.

Pernahkah Anda melihat sebuah budaya zombie atau malah menjadi bagian dari budaya itu? Jika iya, cobalah menerapkan empat langkah di atas untuk membuat kehidupan di kantor Anda lebih berwarna dan hidup.

No comments:

Post a Comment