Pengalaman Pahit Jadi Modal Meraih Sukses
Pengalaman menjadi guru paling berharga dalam menggeluti bisnis . Itu dibuktikan oleh Dudi Purwanto yang kini sukses menekuni bisnis bengkel Vespa .
Tidak mudah memulai bisnis, apa pun bentuknya.Hal itu dibuktikan oleh pemuda kelahiran Jakarta bernama Dudi Purwanto. Sukses yang didapatnya saat ini dengan membuka bengkel Vespa di Jalan Kayu Manis Timur 11, Jakarta Timur, diraih setelah melewati waktu bertahun-tahun.
Itu pun setelah melalui kerja keras sejak merintis usaha. Sebelum bengkel bernama Gaya Mandiri (GM) tersebut berdiri, jatuh bangun membangun bisnis dijalani pria yang dikenal dengan sapaan akrab Doyok itu. Bahkan berkali-kali dia ditipu rekan bisnis sendiri yang dianggapnya memiliki niat baik dan bisa menjalankan bisnis bersama-sama.
Kisah sukses Doyok membangun bisnis dengan membuka bengkel berawal dari pemikirannya ketika bekerja di sebuah perusahaan swasta. Menurut dia, menjadi karyawan tidak ada jaminan untuk hari depan, termasuk tak mendapatkan kesejahteraan di hari tua. “Kalau bekerja sebagai karyawan, masa depan tidak terjamin. Belum hari tua nanti,” katanya ditemui di bengkel miliknya.
Sejak pemikiran itu muncul, dari situlah Doyok mulai berencana untuk membangun bisnis sendiri. Waktu itu pada 1995, Doyok memutuskan untuk keluar dari perusahaan tempat dia bekerja.
Langkah pertama berbisnis, Doyok melakukan kerja sama dengan temannya. Namun sayang, ketika usaha pertama yang dirintisnya, yakni bengkel untuk motor Jepang berkembang, Doyok justru ditipu teman bisnisnya.
“Waktu itu saya hanya kuat berbisnis dengan teman selama enam bulan, saya ditipu,” ungkapnya mengenang masa pahit menjalankan bisnis .
Setelah ditipu teman sendiri, Doyok kembali kehilangan segalanya. Modal awal untuk membuka bengkel motor pertamanya itu ludes dibawa kabur oleh rekan bisnis nya.
Namun, kegagalan pertama tersebut tidak membuat Doyok menyerah. Pria berkacamata tersebut akhirnya memutuskan untuk kembali membuka bengkel dan melakukan kerja sama. “Waktu itu, untuk memulai lagi, saya terpaksa meminjam uang,” kenangnya.
Namun, usaha bersama tersebut kembali runtuh. Doyok kembali tertipu teman sendiri. Dalam masa-masa trauma untuk menggeluti bisnis kembali, Doyok mendapat saran dari orang-orang dekatnya untuk kembali membuka bengkel, namun bukan motor buatan Jepang.
Dia disarankan untuk membuka bengkel khusus Vespa. Saran itu akhirnya diterima oleh Doyok dan akhirnya membuka bengkel Vespa dengan nama GM. Awal membuka usaha tersebut, bengkel milik Doyok hanya berukuran kecil dan terletak di beranda depan rumah orang tuanya.
Ujian bagi Doyok untuk merintis bisnis saat itu kembali terulang. Setelah tiga bulan bengkel tersebut berdiri, belum satu pelanggan pun datang untuk memperbaiki Vespa, apalagi datang meminta bodinya dicat biar lebih bagus. “Kalau diingat-ingat, tiga bulan pertama buka bengkel itu, tidak ada satu pun pelanggan yang masuk,” katanya.
Namun, Doyok tetap bersabar. Memasuki bulan keempat, pelanggan pertama pun datang meski teman sendiri. “Ada Vespa satu yang masuk, rasanya senang sekali. Vespa itu akhirnya saya pinjam dan saya pelajari detailnya,” kata Doyok.
Sejak itu, keberuntungan Doyok mulai terlihat. Sejak itu pula satu demi satu bengkelnya banyak didatangi para pemilik Vespa. Mulai dari servis hingga mengecat bodi dengan berbagai warna yang menarik dan inovatif. “Sejak itulah bengkel ini mulai banyak diminati. Saat ini saya kewalahan melayani perbaikan Vespa yang masuk,” ujarnya bersemangat.
Dari pengalaman menjadi mekanik di bengkel miliknya, Doyok menjadi tahu bahwa pelayanan yang berkualitas dan hasil pekerjaan memuaskan membuat dia tidak pernah takut kehilangan pelanggan. “Bagi kami kepuasan pelanggan itu nomor satu,” ungkapnya.
Selain itu, pengalaman ditipu teman, bahkan sampai dua kali, membuat Doyok menjadi lebih percaya diri bahwa dia bisa menjalankan bisnis sendiri. Dalam mengelola bengkelnya, Doyok tidak mau tanggung-tanggung.
Untuk itu, walaupun sudah memiliki tiga orang karyawan, Doyok tidak sungkan-sungkan ikut membantu karyawannya memperbaiki atau mengecat motor keluaran Italia tersebut dengan tangan sendiri. “Jangan mentang-mentang sudah bos, anak buah disuruh kerja sendiri,” katanya merendah.
Berkat ketelatenan dan semangatnya untuk terus maju, sekarang Doyok sudah memiliki ratusan pelanggan. Bahkan menurut Doyok, ada satu keluarga yang menggunakan Vespa selalu memperbaiki atau menyervis ke bengkelnya.
“Sejak angkatan ayahnya, sekarang anaknya ya servis di bengkel ini,” katanya bangga. (*/Koran SI)
No comments:
Post a Comment